Assalaamu 'Alaikum Warahmatullah wa Barakaatuh

Indeks Artikel Terbaru

Jumat, 27 Januari 2012

Teori Sistem dan Chaos


Teori Chaos adalah teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur seperti awan, pohon, garis pantai, ombak. Dengan kata lain teori chaos merupakan teori yang acak, tidak teratur dan dinamis. Dalam suatu sistem dengan kondisi tersebut (chaotic),
secara umum dapat dicirikan memiliki sekumpulan titik-titik yang rapat dengan orbit-orbit yang periodik, sensitif terhadap keadaan awal sistem (sehingga awalnya titik-titik yang berekatan dapat berevolusi secara cepat ke keadaan-keadaan yang sangat berbeda), suatu sifat yang kadang-kadang dikenal dengan efek kupu-kupu, dan berkesinambungan secara topologi (tidak berubah oleh adanya deformasi elastik). Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Secara statistik, Chaos adalah kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik. Sistem yang deterministik atau sederhana yang hanya memerlukan satu solusi bila ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik atau rumit dan memerlukan solusi yang banyak.

Dari banyak pengertian tentang sistem yang berkembang, satu hal yang pasti adalah tentang aspek keutuhan (wholeness). Sistem memiliki objek yang beragam, mulai dari hal fisik misalnya untuk organisme dan barang elektronik, pada dunia sosial misalnya untuk menyebut sebuah organisasi, sampai ke dunia ide misalnya sistem nilai. Konsep pemikiran sistem lahir dari dunia ilmu alam yang digeluti Herbert Spencer dan penerusnya, serta bidang biologi oleh HJ Henderson dan pengikutnya. Konsep sistem telah digunakan dalam ilmu ekonomi, antroplogi, psikologi, ilmu politik, sosiologi, dan terutama dalam teori organisasi.

Dalam makna sistem sebagai suatu organisasi dari sejumlah element dan bagian yang bekerja sebagai sebuah unit, maka beberapa kata yang dekat dengan pengertian ini adalah entity, integral, sum, totality,dan whole. Sistem juga dapat bermakna sebagai sejumlah bagian yang berkomposisi saling terkoneksi, atau disebut sebagai kompleks (complex). Dan, dalam makna sebagai susunan dan desain yang sistematis, maka ia dekat dengan kata-kata: method, order, orderliness, organization, pattern, plan, systematization, dan systemization. Sedangkan, sebagai pendekatan yang digunakan untuk melihat sesuatu, makna sistem tergambar dalam kata-kata: fashion, manner, method, mode, modus operandi, style, dan way.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat hal, yaitu: (1) Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut. (2) Berisi atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. (3) Memiliki hubungan internal di antara objek-objek di dalamnya. Dan, (4) Sistem hidup dalam satu lingkungan tertentu.

Konsep sistem telah berkembang menjadi “Teori Sistem” (The systems theory), yang menggunakan pendekatan interdisiplin untuk mempelajari sistem. Teori Sistem dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy, William Ross Ashby dan lainnya pada dekade 1940-an sampai 1970-an, dengan berbasiskan prinsip-prinsip ilmu fisika, biologi, dan teknik. Lalu kemudian termasuk ilmu filsafat, sosiologi, teori organisasi, manajemen, psikoterapi, dan ekonomi. Dua objek yang menjadi fokus utama Teori Sistem adalah kopleksitas (complexity) dan kesalinghubungan (interdependence). Teori sistem di dalam sosiologi didalami oleh Niklas Luhmann. Kita pun mengenal “dinamika sistem” (system dynamics) sebagai bagian dari Teori Sistem yang mempelajari dinamika perilaku dari sistem. Dari dari sini kemudian lahirlah Teori Chaos (Chaos Theory).

Dalam konteks hubungan antara pendekatan sistem dengan teori Chaos mempunyai karakteristik sebagai berikut:

* Menyeluruh (unifies) dan berkosentrasi kepada interkasi antara elemen,
* Mempelajari dampak dari interaksi, Menekankan kepada persepsi global,
* Memodifikasi sejumlah variabel secara simultan,
* Percaya bahwa gejala bersifat irreversibility,
* Validitas dicapai melalui perbandingan antara perilaku ideal dengan perilaku realitas,
* Menggunakan model yang tidak didasarkan kepada pengetahuan, namun lebih kepada kegunaannya untuk keputusan dan pelaksanaan (action) atau lebih pragmatis,
* Akan lebih efisien jika interaksi bersifat nonlinear dan kuat (strong), Menyumbang kepada pemahaman yang multidisiplin. Membantu memahami tentang objek yang sesungguhnya, Kaya tentang aspek tujuan, namun lemah dalam detail.

Prinsip dasar dalam hubungan pendekatan teori sistem dengan teori Chaos bila disederhanakan bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan yang saling tergantung. Kelangsungan sistem ditentukan oleh pertukaran masukan dan keluaran dengan lingkungannya. Setiap sistem terbagi dalam sejumlah variabel subsistem, dimana tiap subsistem juga terdiri dari tatanan sub-subsistem yang lebih kecil. Dalam pandangan ini, sejumlah kebutuhan harus dipenuhi kalau suatu masyarakat ingin hidup. Kebutuhan tersebut adalah untuk penyesuaian, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola-pola. Maka itu, perlu empat subsistem dalam masyarakat, yaitu ekonomi, politik, kebudayaan, dan sosialisasi (melalui keluarga dan sistem pendidikan). Masyarakat berkembang bila terjadi pertukaran yang kompleks di antara subsistem-subsistem. Subsistem politik menghasilkan sumber-sumber, kekuasaan otoritas, yang kemudian melahirkan ekonomi berdasarkan uang. Dengan otoritas yang diperoleh dari negara, ekonomi menciptakan modal, yang pada gilirannya menjalankan politik.

Chaos merupakan sesuatu yang sukar untuk didefinisikan. Pada kenyataannya, jauh lebih mudah mendaftar sifat-sifat dimana suatu sistem digambarkan sebagai chaotic daripada memberikan definisi yang tepat terhadap chaos itu sendiri. Dengan demikian, pendekatan teori sistem dengan teori Chaos adalah dengan menempatkan batasan tertentu bagi kemampuan kita meramalkan satu sistem yang kompleks dan non-linear. Penempatan batasan tersebut sangat kaitannya dengan peran dan manajamen yang mempunyai fungsi menjalankan roda organisasi dalam mengatur segala permasalahan yang terjadi dalam mencapai tujuan organisasi, termasuk di dalamnya indikator-indikator chaotic. Oleh karenanya pendekatan sistem dengan teori Chaos tidak terlepas dari peran penting manajemen dalam organisasi. Dalam kontens ini, pendekatan Sistem Dalam Bidang Manajemen, disebutkan dalam LAN, 1995, adalah sebagai berikut:

* Suatu sistem selalu terdiri dari atas lebih dari satu bagian (subsistem).
* Sistem tertentu selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar (Supersystem).
* Sistem dapat bersifat tertutup atau terbuka.
* Setiap sistem memiliki batas-batas sistem.
* Sistem tertutup mempunyai kecenderungan untuk mengalami kemunduran (Entropi)
* Rasio antara input dan output sistem, perlu untuk mempertahankan berbagai macam keseimbangan sistem itu sendiri demi mempertahankan kelestarian hidupnya. (Keseimbangan Dinamis)
* Sistem memerlukan "Feed-Back", guna mengendalikan keseimbangan tersebut.
* Perubahan cepat pada lingkungan sistem, memaksa sistem yang bersangkutan untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap perubahan. Perlu pengembangan sarana yang disamping peningkatan mutu juga memerlukan spesialisasi dan differensiasi yang terjadi pada subsistem.
* Akibat spesialisasi dan differensiasi, struktur sistem itu sendiri harus pula mengalami perubahan. Akibat lain: Batas sistem perlu diperluas.

Dengan pendekatan sistem dalam bidang manajemen tersebut, dan dengan menghubungankan antara pendekatan sistem dengan teori Chaos, maka dapat ditarik pokok pemahaman bahwa inti pendekatan sistem dengan teori Chaos secara sederhana dapat kita hubungkan dengan suatu organisasi. Pendekatan demikian terhadap organisasi-organisasi dan analis organisasi-organisasi sangat bermanfaat. Dalam proses dikonseptualisasi tujuan-tujuan, struktur tugas-tugas, mekanisme-mekanisme yang mengatur, lingkungan, interdependensi komponen-komponen, batas-batas, subsistem-subsistem, input-input, dan transformasi hingga menjadi output kesemuanya akan mendapatkan arti penting. Dengan demikian para pimpinan di dalam organisasi sebagai suatu sistem dapat lebih terfokus pada tugas dan tanggung jawab yang diserahkan pada mereka sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.

Pendekatan sistem dapat membantu organisasi mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem jika dipersatukan akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah-jumlah daripada bagian yang beraneka ragam (Chaos).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar