Assalaamu 'Alaikum Warahmatullah wa Barakaatuh

Indeks Artikel Terbaru

Selasa, 13 Maret 2012

Tips Mengatasi Kebiasaan Menunda Sesuatu


Menunda adalah sesuatu yang acapkali kita lakukan dalam berbagai urusan baik di rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Berbagai alasan kita kemukakan untuk membenarkan penundaan tersebut terutama adalah ketiadaan waktu. Tetapi apakah benar karena ketiadaan waktu yang menjadi sebab kita menunda? Boleh jadi iya, karena pekerjaan yang menumpuk dan tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Tetapi bisa jadi karena ketakutan akan tingkat kesulitan pekerjaan tersebut sehingga membuat kita menjadi malas untuk mengerjakanya. Padahal menunda pekerjaan tidak akan membuat pekerjaan tersebut pergi dari kita.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah penundaan tersebut selalu berakibat tidak baik? Jawabanya adalah “tidak” jika yang kita tunda adalah hal-hal yang tidak penting dan tidak bermanfaat adanya seperti bermain games, melamun, ngerumpi dan lain sebagainya. Bahkan kemampuan menunda pekerjaan tidak penting tersebut sangatlah dibutuhkan. Jika yang ditunda adalah pekerjaan yang penting tetapi tidak mendesak, inilah yang berbahaya.

Tulisan singkat ini akan mengulas mengenai bagaimana menghindari penundaan untuk hal-hal yang penting. Langkah paling awal adalah mengetahui sebab penundaan, apakah karena tidak ada waktu untuk melakukan, pekerjaan tesebut tidak disukai, tidak tahu cara mengerjakanya, atau karena sebab yang lain. Pada umumnya yang sering terjadi adalah kita tidak bisa mengidentifikasi sebabnya atau kita melakukan pembenaran terhadap sebab tersebut.

Langkah selanjutnya adalah memasang tenggat waktu yang wajar bagi diri sendiri. Alangkah baiknya jika kita bisa memecah pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagian terkecil dan menyelesaikan dari bagian yang paling mudah terlebih dahulu. Dengan demikian maka akan muncul “sense of progress” dari kemenangan kecil yang kita buat dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Memasang tenggat waktu juga bertujuan agar pekerjaan tersebut tidak telupa dan menjadi kaget ketika sudah dekat dengan tenggat waktu sesungguhnya.

Langkah ketiga adalah memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Pernahkah kita melakukanya? Sebagai contoh “jika berhasil menyelesaikan laporan ini maka saya akan mentraktir diri saya sendiri di restoran favorit saya, atau saya akan membelikan baju yang saya idamkan selama ini”. Otak manusia didesain untuk mendekati kenikmatan dan menghindari sesuatu yang mencelakakan. Jika kita memberi penghargaan kepada diri sendiri secara otomatis otak kita akan menjadi kreatif dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

Langkah keempat adalah melibatkan orang lain jika kita mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan tersebut. Jangan pernah merasa malu untuk meminta bantuan dan juga memberi bantuan jika memang perlu karena manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang harusnya berkerjasama saling bantu dalam rangka memenuhi tujuan bersama. Jika orang lain tidak paham terhadap teknis pekerjaan kita, paling tidak mereka bisa memberikan motivasi yang berharga bagi kita.

Terakhir adalah membuat aktivitas menunda yang tidak penting dan mendahulukan yang penting menjadi kebiasaan. Para motivator biasanya selalu berkata “hari ini kita membentuk kebiasaan, esok hari kebiasaanlah yang membentuk nasib kita”. Jika kita tanamkan kepercayaan ke dalam diri kita bahwa kita mampu melakukanya, maka kemungkinan besar kita pasti mampu melakukanya. Tetapi sebaliknya jika kita sendiri tidak merasa yakin, maka hampir dapat dipastikan nihil adanya. Kalau memang kebiasaan tersebut baik adanya, lakukan dan terus lakukan. Di kemudian hari pasti kita akan menuai hasil positifnya. Semoga bermanfaat.

1 komentar: